Kepemimpinan
Pemimpin yang Efektif dan Kompeten
I. Pengantar.
Pemimpin dan kepemimpinan adalah hal yang tidak dapat dipisahkan dari hidup
umat manusia. Pemimpin dengan kepemimpinannya sangat menentukan hidup
sekelompok orang atau organisasi yang dipimpinnya. Pemimpin merupakan kebutuhan
sangat penting yang tidak boleh diabaikan dalam kehidupan suatu masyarakat,
organisasi dalam mencapai tujuannya. Berhasil tidaknya kelompok masyarakat
dalam mencapai tujuan sangat ditentukan oleh pemimpin. Baik tidaknya suatu
organisasi secara tidak langsung menggambarkan kualitas pemimpinnya dan
kepemimpinan yang dijalankan oleh pemimpin itu. Dalam setiap organisasi atau
kelompok masyarakat, pemimpin menjadi salah satu jiwa dari hidup bersama itu.
Organisasi keagamaan juga tidak lepas dari pemimpin dan kepemimpinan. Hidup
kelompok umat beriman akan sangat ditentukan oleh siapa yang menjadi pemimpin
di tengah-tengah umat beriman itu.
II. Pengertian Pemimpin dan Kepemimpinan
1. Pemimpin
Kata pemimpin menunjuk pada orangnya. Dalam bahasa inggris disebut ‘leader’, yang akar
katanya, ‘to lead’. Dalam kata ini
terkandung beberapa arti: bergerak lebih awal, bergerak di depan, mengambil
langkah pertama, berbuat lebih dulu, memolopori, mengarahkan pikiran-
pendapat-tindakan orang lain, membimbing, menuntun, menggerakkan orang lain
melalui pengaruh. Pemimpin adalah orang yang bergerak lebih awal, berjalan di
depan, mengambil langkah pertama, berbuat paling dulu, memolopori, mengarahkan
pikiran-pendapat-tindakan orang lain, membimbing, menuntun, menggerakkan orang
lain melalui pengaruhnya. Karena itu pemimpin sering juga diberi nama,
penghulu, pemuka, pelopor, pengarah, pembimbing, penuntun dan penggerak.
Dengan menjadi pemimpin, seseorang itu menjadi orang yang dikedepankan, punya
kedudukan dalam kelompoknya, punya kuasa dan pengaruh. Tetapi pemimpin bukan
pertama-tama untuk menguasai dan mencari keuntungan pribadi tetapi dilihat
sebagai pelayanan demi kebaikan umum atau kepentingan bersama.
2. Kepemimpinan
Kepemimpinan ini menyangkut perihal memimpin. Dalam ungkapan lain adalah
cara seseorang untuk memimpin. Dalam arti ini kepemimpinan boleh dikatakan
suatu seni untuk mempengaruhi orang. Pemimpin mulai menjalankan kepemimpinannya
dengan mengajak dan mendorong orang dalam suatu kelompok untuk mengikuti apa
yang hendak dilaksanakan bersama atau apa yang menjadi kesepakatan bersama.
Dalam kaitan ini pemimpin bersifat membimbing, pemberi arah, bahkan pemberi
perintah, pemberi motivasi atau dorongan sekaligus pemberian teladan untuk
mempengaruhi orang-orang yang dipimpinnya.
Dalam arti lain kepemimpinan dapat diartikan sebagai kesanggupan
menggerakkan sekelompok manusia ke arah tujuan bersama sambil menggunakan
sumber-sumber atau daya (bendawi dan rohani) yang ada dalam kelompok tersebut.
Kepemimpinan merupakan unsur dinamis, yang sanggup mengkaji masa lampau,
menelaah masa kini dan menyoroti masa depan lalu berani mengambil keputusan
yang dituangkan dalam tindakan.
3. Kepemimpinan adalah
Pengaruh
Bertolak dari arti kepemimpinan dan segala yang terkait di dalamnya secara
singkat dapat dikatakan bahwa kepemimpinan
itu adalah pengaruh. Kepemimpinan
tidak selamanya identik dengan posisi atau jabatan dimana ada kuasa. Pemimpin
yang sesungguhnya bukan pertama-tama bertolak atas kuasa yang dimilikinya
tetapi menyangkut relasi antara yang memimpin dan dipimpin. Justru itu
kepemimpinan dilihat sebagai pengaruh. Dalam hal ini pantas disebutkan analisis
ilmu-ilmu sosial yang mengkatakan bahwa setiap individu bahkan orang yang
sangat introvert pun akan mempengaruhi ribuan orang selama masa hidupnya. Ini
sungguh angka statisktik yang menakjubkan. Masing-masing pribadi mempengaruhi
dan dipengaruhi. Dengan ini juga setiap orang adalah pemimpin dan pengikut.
Kepemimpinan berjalan baik bila ada saling pengaruh satu sama lain.
Karena kepemimpinan itu adalah sebagai pengaruh, maka pemimpin dalam
menjalankan kepemimpinannya harus memiliki kwalitas yang melekat dalam dirinya.
Pemimpin dalam suatu organisasi atau kelompok sosial harus memperhatikan beberapa
sikap penting agar kepemimpinan pemimpin itu sungguh semakin dapat mempengaruhi
yang dipimpinnya. Dalam hal ini ada beberapa hal yang harus diperhatikan;
3.1. Terpercaya
Pemimpin semakin dapat mempengaruhi dan mengarahkan yang dipimpinnya bila
pemimpin itu seorang pribadi yang terpercaya. Seorang pemimpin harus meyakini
bahwa dia mendapat kepercayaan untuk memimpin baik itu dari atasannya maupun
dari orang-orang yang menghunjuknya. Dia dipercayai karena dia mungkin memiliki
kualitas yang menjadi sifatnya. Kepercayaan adalah bagian terpenting dalam
hubungan antar pribadi. Bila kepercayaan ini dijaga dan dipelihara dengan baik
hubungan akan baik dan semakin dapat mempengaruhi semua orang yang terkait
dengan tugasnya. Sebaliknya bila kepercayaan mulai hilang, daya pengaruh
pemimpin juga akan berkurang dan bisa mempengaruhi kehidupan bersama.
3.2. Tanggungjawab
Pemimpin dalam fungsinya diserahi tanggungjawab. Pemimpin sangat menentukan jalannya kegiatan atau
maju mundurnya suatu organisasi atau hidup komunitas. Dia bertanggungjawab
penuh akan perwujudan cita-cita atau hasil yang hendak dicapai. Dia pun harus
memberi pertanggungjawaban apa dilakukan dan tidak dilakukan. Pemimpin harus
memiliki kemauan, kerelaan dan keberanian untuk mempertanggungjawabkan tindakan
yang telah dilakukan demi kepentingan bersama atau organisasi yang diserahkan
kepadanya. Tugas memimpin itu semakin menjadi tanggungjawab karena dalam
mengemban tugasnya pemimpin menyatakan sumpah jabatannya atau pelantikan.
Dengan ini tugas memimpin atau mengemban tugas kepemimpinan itu mengandung
sifat sakral, bukan sekedar seremonial belaka. Dalam konteks pengurus gereja,
menyangkut fungsi kegembalaan bagi umat yang dipimpinnya.
3.3. Kehormatan
Pemimpin dalam arti tertentu mengatasnamakan orang yang dipimpinnya. Kehormatan pemimpin menyangkut nama baik
kelompok atau organisasi yang dipimpinnya. Dalam hal ini pemimpin harus menjaga
kehormatan dirinya atau nama baiknya karena dia menjadi representasi dari
komunitas atau organisasi. Perbuatannya pun akan menjadi contoh bagi
orang-orang yang dipimpinnya maupun rekan sekerjanya dalam tugas. Kehormatan
disini menyangkut nama baik pemimpin itu sekaligus menjaga nama baik dari orang
yang dipimpinya atau organisasinya.
3.4. Akseptabilitas
Pemimpin dapat menjalan fungsinya lebih efektif bila dia dapat diterimah
oleh orang yang dipimpinnya. Dalam hal ini dibutuhkan ketenangan pemimpin dalam
mengambil keputusan dengan pertimbangan yang baik. Pemimpin harus tanggap akan
apa yang perlu demi kebaikan umum. Pemimpin tidak boleh mengambil keputusan
secara ragu-ragu atau berubah-ubah pendapat. Keteguhan prinsip dan kelembutan
dalam cara akan membuat pemimpin itu berterimah untuk para anggotanya.
3.5. Visi Pemimpin
Pemimpin harus memiliki visi yang memberi arah dan pandangan jauh ke depan.
Tanpa visi yang jelas dari pemimpin maka kepemimpinan yang dijalankan tanpa
arah dan kurang memberi kegairahan kepada para anggota. Dibawah kepemimpinan
seorang pemimpin yang memiliki visi yang benar maka organisasi dan orang-orang
yang dipimpinnya akan bergerak maju dari masa kini menuju suatu peluang yang
lebih baik. Visi ini
merupakan semangat juang untuk pemimpin dan yang dipimpin. Visi juga menjadi
pemotivasi bagi pemimpin untuk berupaya semaksimal dan seoptimal mungkin.
3.6. Kewibawan
Kewibawan pemimpin merupakan daya pengaruh yang membuat pemimpin semakin
dapat melaksanakan tugasnya. Kewibawan yang dimaksud bukan sekedar posisi jabatan tetapi karena faktor
kepercayan, tanggungjawab, akseptabilitas dan visi yang benar. Kewibawan
pemimpin disini bukan karena penampilan fisik terutama tetapi kualitas mental,
moral yang memancar dari kepribadian pemimpin itu. Dengan ini pemimpin pun
menjadi pribadi yang berpengaruh dan akhirnya diikuti dan diteladani.
3.7. Keteladanan
Pemimpin bukan sekedar mengandalkan kuasa dalam posisinya tetapi karena
sikap dan tingkah laku yang dapat menjadi contoh. Pemimpin sebagai orang yang
didekepankan tentu harus menjadi teladan baik dalam cara hidup dan kedisplinan.
Dalam hidup bersama cara hidup pemimpin sungguh akan bergaung pada anggota yang
dipimpinnya.
3.8. Kebijaksanaan
Kebijaksanaan disini bukan semata-mata kepandaian tetapi lebih pada
kecerdasan sehingga keputusan pemimpin dapat adil dan bijaksana. Sebagai
pemimpin sering kali dia dihadapkan akan banyak masalah dan kepentingan
kelompok yang ada dalam komunitas atau organisasi yang dipimpin. Pemimpin yang
dianggap bijak dia harus dapat berdiri di tengah semua pihak tanpa memihak
orang atau kelompok tertentu tanpa alasan yang masuk akal. Dalam hal ini
pemimpin harus tetap menitikberatkan kebenaran sebagai prinsip utama. Pemimpin
semakin nampak bijaksana dan diakui bijak ketika dia juga mampu menerimah
pendapat dan mendengar dari orang lain. Pernyataan setiap pemimpin sering
diingat dan dijadikan perdoman tanpa mempersoalkan entah dia mengutip pendapat
orang lain atau langsung dari dia sendiri.
3.9. Keimanan
Kepemimpinan tidak menjadi kuasa tetapi menjadi pelayanan bila hal itu
didasarkan atas keimanan. Dalam kaitan kepengurusan gereja, pemimpin melayani
umat untuk menghidupkan dan mengembangkan keimanan umatnya. Pemimpin harus
lebih yakin akan imannya dan juga kepasrahannya akan Allah dalam melaksanakan
tugas. Pemimpin itu tidak saja menjadi teladan dalam perilaku tetapi juga
menjadi model spiritual. Dengan ini pemimpin melihat dirinya sebagai pelayan
untuk sesama, dalam organisasi sebagai fasilitator untuk mempercepat gerak
bersama dalam mencapai tujuan yang disepakati bersama.
Bertolak dari unsur-unsur yang disebutkan diatas ini, kepemimpinan itu
sungguh suatu pengaruh. Dengan ini juga dapat dikatakan bahwa pemimpin akan
semakin efektif dalam tugasnya ketika dia menjadi pribadi berpengaruh. Mengacuh
pada teori sosial, pemimpin itu bukan
dari lahirnya dia jadi pemimpin tetapi memimpin itu yang dapat dipelajari dan
dibentuk. Melalui proses pembentukan sikap dan watak pemimpin semakin dapat
menggerakkkan dan memotivasi yang lain untuk mencapai tujuan. Pendidikan,
pengalaman dan kesempatan perlu diberikan kepada seseorang untuk menjadi
seorang pemimpin. Pemimpin sendiri harus ada usaha untuk membenahi dirinya agar
dia menjadi pemimpin yang sungguh berpengaruh.
III. Fungsi Kepemimpinan
Kepemimpinan selalu dilihat sebagai kebutuhan dalam hidup suatu organisasi
atau sekelompok orang untuk mencapai tujuan yang dikehendaki bersama.
Kepemimpinan merupakan upaya bersama untuk bergerak dalam mewujudkan cita-cita
bersama. Dengan ini fungsi kepemimpinan mencakup kecapakan, kemahiran dan
keterampilan agar pemimpin dapat lebih efektif dan efisien dalam tugasnya.
Biasanya ada dua fungsi kepemimpinan yang disebut kepemimpinan yang
berorientasi pada tugas (task oriented)
dan kebersamaan (sosial-emosional). Ungkapan lain adalah kepemimpinan yang terarah kepada pencapaian tujuan
(goal achievement) dan kepada
kekompakan kelompok (group maintenance),
(concern for people and concern for
production).
1. Perhatian Akan Usaha
Fungsi kepemimpinan
selalu terkait akan hasil yang hendak dicapai. Setiap organisasi menghendaki
adanya hasil dari kebersamaan itu dengan hasil nyata atau perobahan situasi
yang dapat dinikmati dan dirasakan setiap orang yang terlibat. Untuk pemimpin harus memiliki keterampilan
berikut yang sering disingkat dengan ‘I RISES’:
a) Memulai (Initiating)
Pemimpin
sebagai penanggungjawab utama dalam
organisasi harus berani memulai ambil inisiatif baik itu mengajukan pendapat
atau memulai kegiatan agar kelompok mengerti dan bergerak. Bila menyangkut
masalah pemimpin harus dapat mengajukan pemikiran atau menyampaikan persoalan
itu kepada pihak-pihak yang terlibat sehingga bersama-sama mencari solusinya.
b) Mengatur (Regulating)
Pemimpin
yang telah dipercayai untuk menjalankan hidup organisasi dan diandaikan telah
mengetahui tujuan harus mengatur arah dan langkah-langkah untuk mencapai
tujuan. Dia tidak cukup hanya menetapkan pedoman atau tata aturan sebagai
aturan main tetapi juga menetapkan tahapan untuk mewujudkan tujuan.
c) Memberitahu (Informing)
Pemimpin yang dipercayai menjalankan roda suatu
organisasi harus memberi laporan perkembangan organisasi baik itu yang
menyangkut data, fakta, pendapat kepada para anggota. Dia adalah sumber
informan pertama yang memberi pertanggungjawab. Dia juga harus siap memberi apa
yang diketahuinya maupun pemahamannya. Selain itu pemimpin harus bersedia minta
masukan dan informasi, data, fakta dan pendapat yang diperlukan dari rekan
sekerjanya untuk mendukung kemajuan bersama.
d) Mendukung (Supporting)
Pemimpin dalam tugasnya bukan pelaksana tunggal
tetapi melibatkan orang-orang yang mendukung tugasnya. Dia harus terbuka
meneriman gagasan, pendapat, usul dari rekan sekerjanya maupun dari bawah dan
menyempurnakannya untuk digunakan dalam rangka penyelesaian tugas bersama.
e) Menilai (Evaluating)
Evaluasi
yang dimaksud disini menyangkut tindakan menguji gagasan yang muncul atau cara
kerja yang sudah berjalan dengan menunjukkan konsekwensi-konsekwensi dan untung
ruginya. Pemimpin harus selalu mengevaluasi kerja dan cara-cara yang ditempuh
untuk mengetahui sudah sejauh mana tujuan sudah tercapai dan hal apa lagi yang
perlu diupayakan atau menuntut pembenahan sehingga tujuan tercapai dan menjawab
harapan banyak orang.
f) Menyimpulkan (Summarizing)
Pemimpin
sebagai penanggungjawab harus mampu meringkaskan dan menyimpulkan hasil
pembicaraan atau hasil evaluasi sebagai ketetapan untuk ditindaklanjuti atau
pemikiran lebih lanjut.
2. Perhatian Akan Relasi
Pemimpin dalam melaksanakan tugasnya mengandaikan keterlibatan pihak lain.
Pemimpin bukan pelaksana tunggal apalagi menyangkut kepentingan orang banyak.
Untuk itu dibutuhkan kecakapan pemimpin yang dapat memotivasi banyak orang
untuk semakin terlibat seraya menjaga kekompakan. Pemimpin perlu memperhatikan
hal-hal berikut yang memungkinkan kerja tim yang padu dan meningkatkan
parsipasi banyak pihak:
a) Mendorong (Encouraging)
Pemimpin sebagai motivator dan perekat dalam suatu
organisasi perlu memiliki sikap hangat, bersahabat dan menerima orang. Penganimasian pemimpin
kepada rekan sekerja akan menumbuhkan semangat pengabdian bagi semua pihak.
b) Mengungkapkan Perasaan (Experessing Feeling)
Ini menyangkut keterlibatan pemimpin dengan orang
yang terkait dengan dirinya dalam tugas. Tindakan menyatakan perasaan terhadap
kerja dan kekompakan kelompok, seperti rasa puas, rasa senang, rasa bangga dan
ikut seperasaan dengan orang-orang yang dipimpinnya pada waktu mengalami
kesulitan, kegagalan dan lain-lain akan semakin menjalin kerjasama yang padu
dan rasa kebersamaan yang kuat.
c) Mendamaikan (Harmonizing)
Pemimpin
sebagai perekat dalam kelompok perlu memiliki kecakapannya untuk menjalin usaha
mempertemukan dan mendamaikan orang yang beda pendapat dan bahkan meredahkan
situasi ketika ada orang yang memaksakan atau berpegang teguh pada pendapatnya.
d) Mengalah (Compromazing)
Pemimpin bukanlah maha tahu tetapi juga harus
berani mengakui kemampuan dan pengetahuan orang lain sekalipun itu bawahan.
Bila ternyata ada pemikiran baik dari rekan sekerja harus ada kemauan untuk
mengubah pendapat dan menyesuaikan pendapat dan perasaan sendiri dengan pendapat
dan perasaan orang-orang banyak yang dipimpinnya.
e) Memperlancar (Gatekeeping)
Pemimpin
juga sering disebut pelancar atau pemudah dalam setiap kelompok. Untuk itu
perlu ada kesediaan membantu mempermudah keikutsertaan para anggota dalam
kelompok sehingga semua rela menyumbangkan dan mengungkapkan gagasan-gagasan
demi perkembangan kebersamaan
f) Memasang aturan main (Setting Standard)
Setiap
orang yang terlibat dalam suatu kelompok dapat mengetahui hak dan kewajibannya
tidak lepas dari tata aturan yang disepakati dan berterimah untuk semua pihak. Pemimpin harus menetapkan dan menyampaikan
aturan dan tata tertib yang membantu kehidupan kelompok serta menjaga aturan
itu agar ditaati dan dilaksanakan oleh semua orang.
Hasil yang hendak dicapai dan kekompakan kelompok dalam suatu suatu tim
kerja, organisasi atau komunitas bukan
hal terpisah, tetapi ibarat dua sisi dari satu mata uang. Kepemimpinan dalam
fungsinya harus mengupayakan kedua sisi ini berjalan sekaligus. Dengan ini kepemimpinan bukan pertama-tama
sebagai kuasa tetapi menjadi pelayanan. Tidak soal dalam posisi apa pun
seseorang itu, yang menjadi fokus perhatian adalah kepentingan anggota yang
menyangkut hasil dan kebersamaan di antara mereka dapat berjalan dengan baik
berkat peranan seorang pemimpin. Dengan ini pemimpin dalam fungsinya akan menampilkan dirinya sebagai
pemimpin kata, tindakan dan hubungan.
Penutup
Kepemimpinan dan pemimpin punya peran strategis dan menentukan dalam suatu
kelompok atau organisasi. Pemimpin dengan cara kepemimpinannya akan berusaha
untuk menggerakkan, memotivasi, menuntun serta membimbing yang dipimpinnya
untuk mencapai tujuan yang dikehendaki bersama. Untuk itu pemimpin harus memperhatikan hasil kerja
dan menjamin kekompakan di antara anggota. Kepemimpinan itu sungguh suatu
pengaruh yang menyangkut relasi antara pemimpin dan yang dipimpin. Pemimpin
semakin dapat menyatakan pengaruhnya ketika pemimpin itu sungguh memiliki
kwalitas pemimpin yang sungguh berkenan kepada semuanya. Dan dia akan dapat
menjalankan fungsi kepemimpinan itu bila pemimpin itu memiliki kecapakan dan
keterampilan untuk memimpin.
P.Octavianus
Situngkir, OFMCap
Komkat KAM
Referensi
1.
Keating, Charles J. Kepemimpinan. Teori dan
Pengembangannya. (Terj.
A.M Mangunhardjana) (Yogyakarta: Kanisius, 1988.
2.
Hendrik,
Jan, Dr. Jemaat Vital dan Menarik. Membangun Jemaat dengan Menggunakan
Metode Lima Faktor (Yogyakarta: Kanisius, 2002.
3.
Maxwell, John C. Developing The
Leader Within You (Nashville: Thomas Nelson Publishers, 1993.
4.
Tria, Geraldine E and Jao, Loreto
V. Introductory Course in Group Dynamics. Manila: Rex Book Store, 1999.
5.
Hybels, Bill. Courageous
Leadership. (Michigan: Grand Rapids, 2002)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar