Selasa, 03 Maret 2015

Kepemimpinan: Efektif - Kompeten



Kepemimpinan
Pemimpin yang Efektif dan Kompeten

I.          Pengantar.
Pemimpin dan kepemimpinan adalah hal yang tidak dapat dipisahkan dari hidup umat manusia. Pemimpin dengan kepemimpinannya sangat menentukan hidup sekelompok orang atau organisasi yang dipimpinnya. Pemimpin merupakan kebutuhan sangat penting yang tidak boleh diabaikan dalam kehidupan suatu masyarakat, organisasi dalam mencapai tujuannya. Berhasil tidaknya kelompok masyarakat dalam mencapai tujuan sangat ditentukan oleh pemimpin. Baik tidaknya suatu organisasi secara tidak langsung menggambarkan kualitas pemimpinnya dan kepemimpinan yang dijalankan oleh pemimpin itu. Dalam setiap organisasi atau kelompok masyarakat, pemimpin menjadi salah satu jiwa dari hidup bersama itu. Organisasi keagamaan juga tidak lepas dari pemimpin dan kepemimpinan. Hidup kelompok umat beriman akan sangat ditentukan oleh siapa yang menjadi pemimpin di tengah-tengah umat beriman itu.  

II.        Pengertian Pemimpin dan Kepemimpinan
1.         Pemimpin
Kata pemimpin menunjuk pada orangnya. Dalam bahasa inggris disebut ‘leader’, yang akar katanya, ‘to lead’. Dalam kata ini terkandung beberapa arti: bergerak lebih awal, bergerak di depan, mengambil langkah pertama, berbuat lebih dulu, memolopori, mengarahkan pikiran- pendapat-tindakan orang lain, membimbing, menuntun, menggerakkan orang lain melalui pengaruh. Pemimpin adalah orang yang bergerak lebih awal, berjalan di depan, mengambil langkah pertama, berbuat paling dulu, memolopori, mengarahkan pikiran-pendapat-tindakan orang lain, membimbing, menuntun, menggerakkan orang lain melalui pengaruhnya. Karena itu pemimpin sering juga diberi nama, penghulu, pemuka, pelopor, pengarah, pembimbing, penuntun dan penggerak.


Dengan menjadi pemimpin, seseorang itu menjadi orang yang dikedepankan, punya kedudukan dalam kelompoknya, punya kuasa dan pengaruh. Tetapi pemimpin bukan pertama-tama untuk menguasai dan mencari keuntungan pribadi tetapi dilihat sebagai pelayanan demi kebaikan umum atau kepentingan bersama.

2.         Kepemimpinan
Kepemimpinan ini menyangkut perihal memimpin. Dalam ungkapan lain adalah cara seseorang untuk memimpin. Dalam arti ini kepemimpinan boleh dikatakan suatu seni untuk mempengaruhi orang. Pemimpin mulai menjalankan kepemimpinannya dengan mengajak dan mendorong orang dalam suatu kelompok untuk mengikuti apa yang hendak dilaksanakan bersama atau apa yang menjadi kesepakatan bersama. Dalam kaitan ini pemimpin bersifat membimbing, pemberi arah, bahkan pemberi perintah, pemberi motivasi atau dorongan sekaligus pemberian teladan untuk mempengaruhi orang-orang yang dipimpinnya.

Dalam arti lain kepemimpinan dapat diartikan sebagai kesanggupan menggerakkan sekelompok manusia ke arah tujuan bersama sambil menggunakan sumber-sumber atau daya (bendawi dan rohani) yang ada dalam kelompok tersebut. Kepemimpinan merupakan unsur dinamis, yang sanggup mengkaji masa lampau, menelaah masa kini dan menyoroti masa depan lalu berani mengambil keputusan yang dituangkan dalam tindakan.

3.         Kepemimpinan adalah Pengaruh
Bertolak dari arti kepemimpinan dan segala yang terkait di dalamnya secara singkat dapat dikatakan bahwa kepemimpinan itu adalah pengaruh. Kepemimpinan tidak selamanya identik dengan posisi atau jabatan dimana ada kuasa. Pemimpin yang sesungguhnya bukan pertama-tama bertolak atas kuasa yang dimilikinya tetapi menyangkut relasi antara yang memimpin dan dipimpin. Justru itu kepemimpinan dilihat sebagai pengaruh. Dalam hal ini pantas disebutkan analisis ilmu-ilmu sosial yang mengkatakan bahwa setiap individu bahkan orang yang sangat introvert pun akan mempengaruhi ribuan orang selama masa hidupnya. Ini sungguh angka statisktik yang menakjubkan. Masing-masing pribadi mempengaruhi dan dipengaruhi. Dengan ini juga setiap orang adalah pemimpin dan pengikut. Kepemimpinan berjalan baik bila ada saling pengaruh satu sama lain. 

Karena kepemimpinan itu adalah sebagai pengaruh, maka pemimpin dalam menjalankan kepemimpinannya harus memiliki kwalitas yang melekat dalam dirinya. Pemimpin dalam suatu organisasi atau kelompok sosial harus memperhatikan beberapa sikap penting agar kepemimpinan pemimpin itu sungguh semakin dapat mempengaruhi yang dipimpinnya. Dalam hal ini ada beberapa hal yang harus diperhatikan;

3.1.      Terpercaya
Pemimpin semakin dapat mempengaruhi dan mengarahkan yang dipimpinnya bila pemimpin itu seorang pribadi yang terpercaya. Seorang pemimpin harus meyakini bahwa dia mendapat kepercayaan untuk memimpin baik itu dari atasannya maupun dari orang-orang yang menghunjuknya. Dia dipercayai karena dia mungkin memiliki kualitas yang menjadi sifatnya. Kepercayaan adalah bagian terpenting dalam hubungan antar pribadi. Bila kepercayaan ini dijaga dan dipelihara dengan baik hubungan akan baik dan semakin dapat mempengaruhi semua orang yang terkait dengan tugasnya. Sebaliknya bila kepercayaan mulai hilang, daya pengaruh pemimpin juga akan berkurang dan bisa mempengaruhi kehidupan bersama. 

3.2.      Tanggungjawab
Pemimpin dalam fungsinya diserahi tanggungjawab. Pemimpin sangat menentukan jalannya kegiatan atau maju mundurnya suatu organisasi atau hidup komunitas. Dia bertanggungjawab penuh akan perwujudan cita-cita atau hasil yang hendak dicapai. Dia pun harus memberi pertanggungjawaban apa dilakukan dan tidak dilakukan. Pemimpin harus memiliki kemauan, kerelaan dan keberanian untuk mempertanggungjawabkan tindakan yang telah dilakukan demi kepentingan bersama atau organisasi yang diserahkan kepadanya. Tugas memimpin itu semakin menjadi tanggungjawab karena dalam mengemban tugasnya pemimpin menyatakan sumpah jabatannya atau pelantikan. Dengan ini tugas memimpin atau mengemban tugas kepemimpinan itu mengandung sifat sakral, bukan sekedar seremonial belaka. Dalam konteks pengurus gereja, menyangkut fungsi kegembalaan bagi umat yang dipimpinnya.       

3.3.      Kehormatan
Pemimpin dalam arti tertentu mengatasnamakan orang yang dipimpinnya. Kehormatan pemimpin menyangkut nama baik kelompok atau organisasi yang dipimpinnya. Dalam hal ini pemimpin harus menjaga kehormatan dirinya atau nama baiknya karena dia menjadi representasi dari komunitas atau organisasi. Perbuatannya pun akan menjadi contoh bagi orang-orang yang dipimpinnya maupun rekan sekerjanya dalam tugas. Kehormatan disini menyangkut nama baik pemimpin itu sekaligus menjaga nama baik dari orang yang dipimpinya atau organisasinya.

3.4.      Akseptabilitas
Pemimpin dapat menjalan fungsinya lebih efektif bila dia dapat diterimah oleh orang yang dipimpinnya. Dalam hal ini dibutuhkan ketenangan pemimpin dalam mengambil keputusan dengan pertimbangan yang baik. Pemimpin harus tanggap akan apa yang perlu demi kebaikan umum. Pemimpin tidak boleh mengambil keputusan secara ragu-ragu atau berubah-ubah pendapat. Keteguhan prinsip dan kelembutan dalam cara akan membuat pemimpin itu berterimah untuk para anggotanya.    

3.5.      Visi Pemimpin
Pemimpin harus memiliki visi yang memberi arah dan pandangan jauh ke depan. Tanpa visi yang jelas dari pemimpin maka kepemimpinan yang dijalankan tanpa arah dan kurang memberi kegairahan kepada para anggota. Dibawah kepemimpinan seorang pemimpin yang memiliki visi yang benar maka organisasi dan orang-orang yang dipimpinnya akan bergerak maju dari masa kini menuju suatu peluang yang lebih baik. Visi ini merupakan semangat juang untuk pemimpin dan yang dipimpin. Visi juga menjadi pemotivasi bagi pemimpin untuk berupaya semaksimal dan seoptimal mungkin.  

3.6.      Kewibawan
Kewibawan pemimpin merupakan daya pengaruh yang membuat pemimpin semakin dapat melaksanakan tugasnya. Kewibawan yang dimaksud bukan sekedar posisi jabatan tetapi karena faktor kepercayan, tanggungjawab, akseptabilitas dan visi yang benar. Kewibawan pemimpin disini bukan karena penampilan fisik terutama tetapi kualitas mental, moral yang memancar dari kepribadian pemimpin itu. Dengan ini pemimpin pun menjadi pribadi yang berpengaruh dan akhirnya diikuti dan diteladani. 

3.7.      Keteladanan
Pemimpin bukan sekedar mengandalkan kuasa dalam posisinya tetapi karena sikap dan tingkah laku yang dapat menjadi contoh. Pemimpin sebagai orang yang didekepankan tentu harus menjadi teladan baik dalam cara hidup dan kedisplinan. Dalam hidup bersama cara hidup pemimpin sungguh akan bergaung pada anggota yang dipimpinnya. 

3.8.      Kebijaksanaan
Kebijaksanaan disini bukan semata-mata kepandaian tetapi lebih pada kecerdasan sehingga keputusan pemimpin dapat adil dan bijaksana. Sebagai pemimpin sering kali dia dihadapkan akan banyak masalah dan kepentingan kelompok yang ada dalam komunitas atau organisasi yang dipimpin. Pemimpin yang dianggap bijak dia harus dapat berdiri di tengah semua pihak tanpa memihak orang atau kelompok tertentu tanpa alasan yang masuk akal. Dalam hal ini pemimpin harus tetap menitikberatkan kebenaran sebagai prinsip utama. Pemimpin semakin nampak bijaksana dan diakui bijak ketika dia juga mampu menerimah pendapat dan mendengar dari orang lain. Pernyataan setiap pemimpin sering diingat dan dijadikan perdoman tanpa mempersoalkan entah dia mengutip pendapat orang lain atau langsung dari dia sendiri.   

3.9.      Keimanan
Kepemimpinan tidak menjadi kuasa tetapi menjadi pelayanan bila hal itu didasarkan atas keimanan. Dalam kaitan kepengurusan gereja, pemimpin melayani umat untuk menghidupkan dan mengembangkan keimanan umatnya. Pemimpin harus lebih yakin akan imannya dan juga kepasrahannya akan Allah dalam melaksanakan tugas. Pemimpin itu tidak saja menjadi teladan dalam perilaku tetapi juga menjadi model spiritual. Dengan ini pemimpin melihat dirinya sebagai pelayan untuk sesama, dalam organisasi sebagai fasilitator untuk mempercepat gerak bersama dalam mencapai tujuan yang disepakati bersama.

Bertolak dari unsur-unsur yang disebutkan diatas ini, kepemimpinan itu sungguh suatu pengaruh. Dengan ini juga dapat dikatakan bahwa pemimpin akan semakin efektif dalam tugasnya ketika dia menjadi pribadi berpengaruh. Mengacuh pada teori sosial, pemimpin itu bukan dari lahirnya dia jadi pemimpin tetapi memimpin itu yang dapat dipelajari dan dibentuk. Melalui proses pembentukan sikap dan watak pemimpin semakin dapat menggerakkkan dan memotivasi yang lain untuk mencapai tujuan. Pendidikan, pengalaman dan kesempatan perlu diberikan kepada seseorang untuk menjadi seorang pemimpin. Pemimpin sendiri harus ada usaha untuk membenahi dirinya agar dia menjadi pemimpin yang sungguh berpengaruh.       
 
III.       Fungsi Kepemimpinan
Kepemimpinan selalu dilihat sebagai kebutuhan dalam hidup suatu organisasi atau sekelompok orang untuk mencapai tujuan yang dikehendaki bersama. Kepemimpinan merupakan upaya bersama untuk bergerak dalam mewujudkan cita-cita bersama. Dengan ini fungsi kepemimpinan mencakup kecapakan, kemahiran dan keterampilan agar pemimpin dapat lebih efektif dan efisien dalam tugasnya.

Biasanya ada dua fungsi kepemimpinan yang disebut kepemimpinan yang berorientasi pada tugas (task oriented) dan kebersamaan (sosial-emosional). Ungkapan lain adalah kepemimpinan yang terarah kepada pencapaian tujuan (goal achievement) dan kepada kekompakan kelompok (group maintenance), (concern for people and concern for production).

1.         Perhatian Akan Usaha
Fungsi kepemimpinan selalu terkait akan hasil yang hendak dicapai. Setiap organisasi menghendaki adanya hasil dari kebersamaan itu dengan hasil nyata atau perobahan situasi yang dapat dinikmati dan dirasakan setiap orang yang terlibat. Untuk pemimpin harus memiliki keterampilan berikut yang sering disingkat dengan ‘I RISES’:
           
a)      Memulai (Initiating)
Pemimpin sebagai  penanggungjawab utama dalam organisasi harus berani memulai ambil inisiatif baik itu mengajukan pendapat atau memulai kegiatan agar kelompok mengerti dan bergerak. Bila menyangkut masalah pemimpin harus dapat mengajukan pemikiran atau menyampaikan persoalan itu kepada pihak-pihak yang terlibat sehingga bersama-sama mencari solusinya.

b)     Mengatur (Regulating)
Pemimpin yang telah dipercayai untuk menjalankan hidup organisasi dan diandaikan telah mengetahui tujuan harus mengatur arah dan langkah-langkah untuk mencapai tujuan. Dia tidak cukup hanya menetapkan pedoman atau tata aturan sebagai aturan main tetapi juga menetapkan tahapan untuk mewujudkan tujuan. 

c)      Memberitahu (Informing)
Pemimpin yang dipercayai menjalankan roda suatu organisasi harus memberi laporan perkembangan organisasi baik itu yang menyangkut data, fakta, pendapat kepada para anggota. Dia adalah sumber informan pertama yang memberi pertanggungjawab. Dia juga harus siap memberi apa yang diketahuinya maupun pemahamannya. Selain itu pemimpin harus bersedia minta masukan dan informasi, data, fakta dan pendapat yang diperlukan dari rekan sekerjanya untuk mendukung kemajuan bersama.

d)     Mendukung (Supporting)
Pemimpin dalam tugasnya bukan pelaksana tunggal tetapi melibatkan orang-orang yang mendukung tugasnya. Dia harus terbuka meneriman gagasan, pendapat, usul dari rekan sekerjanya maupun dari bawah dan menyempurnakannya untuk digunakan dalam rangka penyelesaian tugas bersama.

e)      Menilai (Evaluating)
Evaluasi yang dimaksud disini menyangkut tindakan menguji gagasan yang muncul atau cara kerja yang sudah berjalan dengan menunjukkan konsekwensi-konsekwensi dan untung ruginya. Pemimpin harus selalu mengevaluasi kerja dan cara-cara yang ditempuh untuk mengetahui sudah sejauh mana tujuan sudah tercapai dan hal apa lagi yang perlu diupayakan atau menuntut pembenahan sehingga tujuan tercapai dan menjawab harapan banyak orang.

f)       Menyimpulkan (Summarizing)
Pemimpin sebagai penanggungjawab harus mampu meringkaskan dan menyimpulkan hasil pembicaraan atau hasil evaluasi sebagai ketetapan untuk ditindaklanjuti atau pemikiran lebih lanjut.

2.         Perhatian Akan Relasi
Pemimpin dalam melaksanakan tugasnya mengandaikan keterlibatan pihak lain. Pemimpin bukan pelaksana tunggal apalagi menyangkut kepentingan orang banyak. Untuk itu dibutuhkan kecakapan pemimpin yang dapat memotivasi banyak orang untuk semakin terlibat seraya menjaga kekompakan. Pemimpin perlu memperhatikan hal-hal berikut yang memungkinkan kerja tim yang padu dan meningkatkan parsipasi banyak pihak:   

a)      Mendorong (Encouraging)
Pemimpin sebagai motivator dan perekat dalam suatu organisasi perlu memiliki sikap hangat, bersahabat  dan menerima orang. Penganimasian pemimpin kepada rekan sekerja akan menumbuhkan semangat pengabdian bagi semua pihak.      

b)     Mengungkapkan Perasaan (Experessing Feeling)
Ini menyangkut keterlibatan pemimpin dengan orang yang terkait dengan dirinya dalam tugas. Tindakan menyatakan perasaan terhadap kerja dan kekompakan kelompok, seperti rasa puas, rasa senang, rasa bangga dan ikut seperasaan dengan orang-orang yang dipimpinnya pada waktu mengalami kesulitan, kegagalan dan lain-lain akan semakin menjalin kerjasama yang padu dan rasa kebersamaan yang kuat.

c)      Mendamaikan (Harmonizing)
Pemimpin sebagai perekat dalam kelompok perlu memiliki kecakapannya untuk menjalin usaha mempertemukan dan mendamaikan orang yang beda pendapat dan bahkan meredahkan situasi ketika ada orang yang memaksakan atau berpegang teguh pada pendapatnya.

d)     Mengalah (Compromazing)
Pemimpin bukanlah maha tahu tetapi juga harus berani mengakui kemampuan dan pengetahuan orang lain sekalipun itu bawahan. Bila ternyata ada pemikiran baik dari rekan sekerja harus ada kemauan untuk mengubah pendapat dan menyesuaikan pendapat dan perasaan sendiri dengan pendapat dan perasaan orang-orang banyak yang dipimpinnya.

e)      Memperlancar (Gatekeeping)
Pemimpin juga sering disebut pelancar atau pemudah dalam setiap kelompok. Untuk itu perlu ada kesediaan membantu mempermudah keikutsertaan para anggota dalam kelompok sehingga semua rela menyumbangkan dan mengungkapkan gagasan-gagasan demi perkembangan kebersamaan

f)       Memasang aturan main (Setting Standard)
Setiap orang yang terlibat dalam suatu kelompok dapat mengetahui hak dan kewajibannya tidak lepas dari tata aturan yang disepakati dan berterimah untuk semua pihak. Pemimpin harus menetapkan dan menyampaikan aturan dan tata tertib yang membantu kehidupan kelompok serta menjaga aturan itu agar ditaati dan dilaksanakan oleh semua orang.

Hasil yang hendak dicapai dan kekompakan kelompok dalam suatu suatu tim kerja, organisasi  atau komunitas bukan hal terpisah, tetapi ibarat dua sisi dari satu mata uang. Kepemimpinan dalam fungsinya harus mengupayakan kedua sisi ini berjalan sekaligus. Dengan ini kepemimpinan bukan pertama-tama sebagai kuasa tetapi menjadi pelayanan. Tidak soal dalam posisi apa pun seseorang itu, yang menjadi fokus perhatian adalah kepentingan anggota yang menyangkut hasil dan kebersamaan di antara mereka dapat berjalan dengan baik berkat peranan seorang pemimpin. Dengan ini pemimpin dalam fungsinya akan menampilkan dirinya sebagai pemimpin kata, tindakan dan hubungan.    

Penutup
Kepemimpinan dan pemimpin punya peran strategis dan menentukan dalam suatu kelompok atau organisasi. Pemimpin dengan cara kepemimpinannya akan berusaha untuk menggerakkan, memotivasi, menuntun serta membimbing yang dipimpinnya untuk mencapai tujuan yang dikehendaki bersama. Untuk itu pemimpin harus memperhatikan hasil kerja dan menjamin kekompakan di antara anggota. Kepemimpinan itu sungguh suatu pengaruh yang menyangkut relasi antara pemimpin dan yang dipimpin. Pemimpin semakin dapat menyatakan pengaruhnya ketika pemimpin itu sungguh memiliki kwalitas pemimpin yang sungguh berkenan kepada semuanya. Dan dia akan dapat menjalankan fungsi kepemimpinan itu bila pemimpin itu memiliki kecapakan dan keterampilan untuk memimpin.


P.Octavianus Situngkir, OFMCap

Komkat  KAM

Referensi
1.        Keating,  Charles J. Kepemimpinan. Teori dan Pengembangannya. (Terj. A.M Mangunhardjana) (Yogyakarta: Kanisius, 1988.
2.        Hendrik, Jan, Dr. Jemaat Vital dan Menarik. Membangun Jemaat dengan Menggunakan Metode Lima Faktor (Yogyakarta: Kanisius, 2002.
3.        Maxwell, John C. Developing The Leader Within You (Nashville: Thomas Nelson Publishers, 1993.
4.        Tria, Geraldine E and Jao, Loreto V. Introductory Course in Group Dynamics. Manila: Rex Book Store, 1999.
5.        Hybels, Bill. Courageous Leadership. (Michigan: Grand Rapids, 2002)   

Tidak ada komentar:

Posting Komentar