Mengembangkan Kebersamaan
Komunitas Padu dan Kompak
Pengantar
Membina jemaat beriman, membentuk dan mengembangkan
kelompok umat beriman menjadi suatu kesatuan yang padu dan bersama-sama
menghayati dan mengungkapkan imannya bukan hal yang begitu saja diserahkan pada
karya Roh Kudus. Terbentuknya kelompok yang kompak dan padu harus dikondisikan
dan secara bersama sehingga setiap orang merasa bagian dari kebersamaan. Roh Kudus memang berkarya dan perlu
dimohonkan bantuan-Nya terus-menerus tetapi Roh itu berkarya bukan tanpa
manusia. Maka dalam hal ini segi-segi manusiawi pengembangan kelompok harus
diupayakan dengan segala kondisi yang mendukung itu. Pendalaman berikut ini
akan melihat bagaimana membangun kelompok yang padu dan kompak.
Ada
tiga sebab utama orang tertarik akan suatu kelompok, yaitu:
1. Mereka suka akan kegiatan atau tugas-tugas
yang ada dalam kelompok itu
Memang benar bahwa seseorang masuk kelompok atau
organisasi karena dia ingin akan kegiatan yang dilakukan organisasi itu atau
ada manfaat langsung yang dirasakan. Hal ini jugalah yang membuat organisasi itu
makin hidup dan berkembang. Misalnya:
orang mau menjadi anggota klub sepakbola karena suka main bola; masuk anggota
serikat tolong-menolong karena ingin memperbaiki kehidupan masyarakat dan
hidupnya sendiri; mau menjadi anggota koperasi karena ingin memperbaiki keadaan
ekonominya, dan sebagainya.
2. Mereka suka akan orang-orang
di dalam kelompok itu
Inilah
yang menjadi alasan paling kuat untuk ambil bagian dalam setiap kegiatan atau
perkumpulan sosial, misalnya: serikat marga, serikat sekerja, serikat kampung
atau serikat-serikat keagamaan. Seringkali orang menjadi anggota suatu kelompok
karena suka akan kegiatan dan suka akan orang-orang di dalam kelompok itu.
Orang dapat memasuki suatu perkumpulan karena merasa dapat bergaul dengan
santai dan lancar dengan orang-orang di dalamnya. Mungkin pada mulanya
seseorang masuk suatu organisasi karena tertarik akan tugas atau kegiatan
kelompok itu, dan kemudian menemukan bahwa dia juga suka akan orang-orang yang
ada di dalamnya. Sering mereka akan meneruskan keanggotaannya itu untuk waktu
yang lama, kendati kegiatan atau tugas yang menarik hatinya itu tidak ada lagi.
Mereka mau tetap bergabung dalam kelompok, hanya untuk ikut serta dalam
pertemuan dengan orang-orang yang
disenanginya itu. Kebalikannya mungkin juga terjadi. Seseorang mungkin memasuki
suatu organisasi dengan alasan untuk mencari teman, dan dia mau bergabung dengan kelompok itu hanya untuk menyenangkan
temannya. Kemudian bisa saja dia juga sungguh tertarik akan kegiatan-kegiatan
kelompok.
3. Kebutuhan mereka dapat dipenuhi
Alasan
ketiga untuk memasuki suatu kelompok adalah bahwa dengan menjadi anggota kelompok
kebutuhan-kebutuhan, yang sebenarnya terdapat di luar kelompok dapat dipuaskan.
Dalam kategori ini, kelompok sendiri tidak secara langsung memenuhi kebutuhan
yang dirasakan, tetapi kelompok menjadi sarana atau jalan untuk memenuhi
kebutuhannya. Misalnya: dengan menjadi anggota kelompok tertentu, orang
dihormati; dengan memasuki suatu organisasi ada kemungkinan gaji lebih tinggi,
ada jaminan perkerjaan, dan seterusnya. Ingin merasa aman dapat pula menjadi
alasan orang memasuki kelompok, walaupun bukan kelompok sendiri yang memberikan
keamanan itu.
Alasan-alasan
orang memasuki suatu kelompok sungguh mempengaruhi kelompok itu. Orang-orang
yang tertarik oleh kawan-kawan akan berinteraksi secara pribadi: percakapan
panjang dan manis terhadap satu sama lain, dan saling mempengaruhi. Orang yang
pada dasarnya tertarik pada tugas akan berusaha menyelesaikan tugas dengan
cepat dan efisien, dan hanya suka membicarakan hal-hal yang berhubungan dengan
tugas itu. Orang yang tertarik karena prestise atau nama baik akan bertindak
dengan hati-hati jangan sampai status mereka hilang atau berkurang. Bila ketiga
sumber ketertarikan ini tidak ada, anggota-anggota akan bertindak
sendiri-sendiri lepas dari orang lain dan tanpa mempertimbangkan orang lain.
Maka
dapat disimpulkan bahwa bagaimana hidup suatu kelompok akan banyak ditentukan
oleh sumber-sumber ketertarikan anggota-anggotanya.
BAGAIMANA AGAR ORANG TERTARIK AKAN KELOMPOK?
Mengerti persoalan-persoalan keanggotaan kelompok memang
penting. Tetapi lebih penting lagi bila kita dapat menentukan bentuk kelompok
yang menarik dan tak menarik bagi anggota-anggotanya, serta alasan-alasannya.
Pada umumnya kita tahu bahwa ketertarikan seseorang akan
kelompok akan bertambah bila dia sadar bahwa dia dapat memenuhi
kebutuhan-kebutuhannya dengan menjadi anggota kelompok itu. Ada beberapa sifat
yang kiranya akan menjawab kebutuhan kelompok atau hal-hal yang perlu diperoleh
seseorang dari keanggotaannya dalam kelompok, yaitu:
1. Nama baik (prestise)
Semakin seseorang memperoleh nama baik dan kehormatan
dalam kelompok, atau hal itu tampaknya akan diperolehnya, maka dia akan semakin
tertarik pada kelompok itu. Orang-orang yang mempunyai kekuasaan dalam kelompok akan lebih tertarik pada
kelompok itu dari pada orang-orang yang kurang atau tidak memiliki kekuasaan.
Hal ini secara khusus berlaku bagi orang yang memang
mengharapkan bahwa dia akan tetap dalam kedudukannya atau melihat peluang
kedudukannya akan lebih tinggi. Maka yang paling tertarik akan kelompok adalah
orang-orang yang mempunyai kedudukan tinggi dalam kelompok itu atau mereka yang
masih kurang tinggi kedudukannya tetapi memandang diri mereka akan naik lagi.
Sebagai tambahan dapat dikatakan bahwa orang orang yang
dihargai dalam kelompok akan lebih tertarik pada kelompok itu dari pada mereka
yang kurang dihargai.
2. Suasana
Hubungan
yang bersifat kerjasama akan lebih menarik dari pada hubungan yang bersifat
persaingan. Suatu kelompok yang berkerja sebagai tim untuk menghasilkan
sesuatu, dan kalau kerja itu dinilai berdasarkan usaha kelompok, maka suasana
akan lebih bersahabat dari pada dalam
suatu situasi di mana ada persaingan. Tetapi bila anggota-anggota dinilai
berdasarkan pelaksanaan pribadi, akan
kuranglah hubungan antarpribadi, informasi disimpan sendiri atau kurang suka membagikannya,
percobaan untuk saling mempengaruhi kurang.
3. Kadar interaksi antar kelompok
Banyaknya
dan dalamnya interaksi anggota dapat menjadi daya tarik kelompok. Keterlibatan,
atau suka akan beberapa anggota, atau mendapat teman baik sebagai hasil
sampingan keanggotaannya dalam kelompok, akan menambah rasa tertarik orang pada
kelompok, dan akan merupakan unsur yang memberi lebih kemungkinan agar orang
melanjutkan keanggotaannya.
Interaksi yang menyenangkan menambah ketertarikan.
Sebaliknya kalau interaksi itu tidak menyenangkan, kurang saling menghargai,
bosan terhadap satu sama lain, atau jika ada anggota yang dianggap
menjengkelkan, maka ketertarikan pada kelompok menjadi kurang.
4. Besarnya kelompok
Besarnya kelompok sangat besar pengaruhnya, juga atas
ketertarikan orang pada kelompok. Kelompok yang lebih kecil akan lebih menarik
dari kelompok yang lebih besar. Dalam kelompok yang kecil anggota lebih saling
mengenal, menemukan bidang-bidang perhatian yang sama, sama-sama memiliki
semangat juang serta pengabdian, lagi merasakan bahwa dia adalah peserta yang
berarti dalam kelompok. Sementara kelompok bertambah besar, akan bertambah
besar pula keragaman perhatian. Perasaan terhadap satu sama lain akan makin kurang kuat, dan akan kurang
pula keterlibatan pribadi dan kemesraan.
Hubungan dengan kelompok lain juga merupakan faktor. Kelompok akan semakin menarik jika posisi mereka terhadap
kelompok-kelompok lain semakin baik.
5. Hasil
Tidak
ada yang paling berhasil dari pada keberhasilan, berlaku juga untuk kelompok. Anggota-anggota
akan lebih cenderung menyertai kelompok atau meneruskan keanggotaannya dalam
kelompok yang telah berhasil atau pun yang mempunyai nama harum. Misalnya, jika
kelompok sedang bergumul mengumpulkan dana dan tiba-tiba menerima suatu
sumbangan besar, sehingga mereka merasa lebih berhasil dari kelompok lain,
keanggotaan dalam kelompok itu akan lebih menarik.
Seandainya
dalam persaingan dengan kelompok lain, kelompok saya terbukti lebih mampu dan
berhasil, maka keanggotaan dalam kelompok saya akan tambah menarik.
Keberhasilan memenuhi tugas adalah unsur yang menentukan dalam reaksi anggota
terhadap pimpinan kelompok dan anggota lain, serta terhadap kelompok sendiri.
Menarik
pula, bahwa jika seseorang menginginkan keanggotaan dan itu sulit diperoleh,
dia akan lebih menghargai keanggotaannya dari pada kalau keanggotaannya itu
mudah didapat. Dia akan merasa berbahagia memiliki keanggotaan yang sulit
diperolehnya.
Komkat KAM
PPU – Pematangsiantar.
Banyak kelompok tidak berjalan langgeng dan akhirnya mati...besar kemungkinan tidak ada misi dan visi yang jelas pastor ... semoga dengan tulisan ini mereka semakin sadar dan mampu mengelola kelompoknya. horas
BalasHapus